Rabu, 06 Juni 2012

Transit Venus

Transit Venus Bikin Warga Jakarta Penasaran  

Julianus Kriswantoro
06/06/2012 12:31 | Luar Angkasa
Liputan6.com, Jakarta: Peristiwa transit Planet Venus bisa disaksikan dari wilayah Indonesia pagi tadi. Transit terjadi saat sebuah planet melintas di antara bumi dan matahari. Peristiwa langka serupa ini baru akan bisa disaksikan kembali, lebih dari satu abad lagi.

Para pecinta astronomi dari Jakarta dan sekitarny, Rabu (6/6), berkumpul di planetarium-observatorium Jakarta. Semua ingin menyaksikan, peristiwa langka transit Venus 2012.

Transit terjadi saat sebuah planet melintas di antara bumi dan matahari. Sosok planet tampak melintasi cakram matahari. Diameter Planet Venus yang kali ini melintas tampak hanya sekitar sepertigapuluh diameter cakram matahari.

Kesempatan berikut untuk melihat hal seperti ini, baru bisa terulang lagi pada 2117, lebih dari satu abad lagi.

"Terlebih lagi ada satu hal menarik bagi masyarakat umum karena ada yang menganggap, wah luar biasa karena ini masih sangat lama sekali, masih 105 tahun yang akan datang. Kita juga tidak mungkin akan melihat lagi. Ini fenomena pergerakan benda-benda langit, " kata Cecep Nurwendaya, penceramah Planetarium Jakarta.

Nurdiansyah, Himpunan Astronom Amatir Jakarta juga takjub dengan fenomena langka itu. "Cukup langka. Waktunya satu abad hanya dua kali. Pasti akan mengejar event ini, untuk pelajaran, kan masih 105 tahun lagi, nggak mungkin terkejar," ujarnya.

Karena rasa ingin tahu, banyak warga yang sebelumnya tidak gemar astronomi datang ke planetarium-observatorium Jakarta, untuk ikut menyaksikan.

Okti, pengunjung planetarium Jakarta, juga terkesan dengan fenomena transit Venus itu. "Pengen tahu aja fenomena kayak apa. Wow aja, takjub, ternyata matahari segede itu venus cuma satu titik doang dari Matahari," jelasnya.

Dari wilayah Indonesia, sosok Planet Venus mulai melintas di depan cakram matahari sekitar pukul 05.00 WIB. Lingkaran Planet Venus sudah akan keluar dari cakram matahari pada tengah hari ini.(MEL)

Bung Karno

Bung  Karno
June - 5 - 2012
bung-karno
Yus Ariyanto
Bagaimana memosisikan seorang Sukarno? Negarawan? Diktator? Saya membuka lagi Catatan Subversif, kumpulan catatan harian Mochtar Lubis saat dibui di masa Orde Lama tanpa pernah diadili. Ia memimpin koran Indonesia Raya yang gencar melancarkan kritik kepada pemerintah, terutama terkait maraknya korupsi dan salah kelola negara.
Pada Desember 1958, Mochtar mendengar kabar, Sukarno setuju tahanan-tahanan politik lain dibebaskan. Kecuali, dirinya. Mochtar pun meradang. ”Wah, ini Sukarno kiranya sudah jadi  Firaun apa? Bung Karno kurang pikir kedudukannya dalam sejarah nanti. Dia akan dicatat pemimpin yang mula-mula bersetia pada demokrasi, lantas kemudian mencoba untuk merusak demokrasi di Indonesia,” tulisnya.
Sukarno menginsafi kontroversi dalam dirinya. Ia bilang, tak ada seorang pun dalam peradaban modern yang menimbulkan tabrakan dahsyat gelombang pro dan kontra seperti dirinya. “Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal enam bulan enam. Adalah menjadi nasibku yang paling baik untuk dilahirkan dengan bintang Gemini, lambang kekembaran. Dan memang itulah aku sesungguhnya. Dua sifat yang berlawanan. Aku bisa lunak dan aku bisa cerewet….Aku bisa menjebloskan musuh-musuh negara ke belakang jerajak besi, namun demikian aku tidak sampai hati membiarkan burung terkurung dalam sangkar,” kata Sukarno dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.
Sukarno lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ayahnya adalah Raden Sukemi Sosrodiharjo. Dari nama itu tergambar, Sukemi merupakan priyayi. Ibu Sukarno adalah Ida Ayu Nyoman Rai, perempuan Bali berkasta brahmana. Saat dilahirkan, ia diberi nama Kusno Sosro Sukarno. Setelah pulih dari sakit di masa kanak, hanya kata ketiga dari nama tersebut yang disisakan.
Kelas sosial yang lumayan tinggi memungkinkannya masuk Technische Hoogeschool di Bandung pada 1921. Ia sejatinya bisa memilih belajar saja dan lulus untuk menjadi bagian dari birokrasi kolonial atau pegawai swasta. Sukarno justru menggeluti dunia pergerakan yang membuatnya mesti masuk penjara, bahkan dibuang ke luar Jawa.
Pada 1945, lima hari sebelum ulang tahunnya ke-44, Sukarno menyampaikan pidato di hadapan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Kini, 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Relevansi isi pidato itu sendiri melesat jauh, melintasi waktu sampai hari ini. Bernas, menggugah, dan visioner. Ini nukilannya:
Pertama-tama, saudara-saudara, saya bertanya: Apakah kita hendak mendirikan Indonesia Merdeka untuk sesuatu orang, untuk sesuatu golongan? Mendirikan negara Indonesia Merdeka yang namanya saja Indonesia Merdeka, tetapi sebenarnya hanya untuk mengagungkan satu orang, untuk memberi kekuasaan kepada satu golongan yang kaya, untuk memberi kekuasaan pada satu golongan bangsawan?”
 “Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik saudara-saudara yang bernama kaum Kebangsaan yang di sini, maupun saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah yang kita punya tujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara “semua buat semua.” Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan…”
Pada 6 Juni ini, jika masih hidup, Sukarno akan merayakan ulang tahun ke-111. Ia adalah Bapak Bangsa yang sungguh berjasa meski (seperti semua manusia) bukan tanpa dosa. Termasuk, kegagalan dalam memimpin pengelolaan ekonomi Indonesia di tahun-tahun terakhir kekuasaannya.
Saya ingin menutup dengan mengutip Mohammad Hatta, yang mengundurkan diri sebagai wakil presiden pada 1956 karena berselisih paham dengan Sukarno. Dalam Demokrasi Kita (1960), Hatta menulis, “Bahwa Soekarno seorang patriot jang tjinta pada Tanah Airnya dan ingin melihat Indonesia yang adil dan makmur selekas-lekasnya, itu tidak dapat disangkal…Tjuma, berhubung tabiatnya dan pembawaannya, dalam segala tjiptaannya ia memandang garis besarnja sadja. Hal-hal yang mengenai detail, jang mungkin menjangkut dan menentukan dalam pelaksanaannya, tidak dihiraukannja.”
Selamat Ulang Tahun, Bung…

Perspektif Lain May Day

Perspektif Lain May Day

30/04/2012 12:41
Setiap tahun, jika memperingati hari buruh sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Mei, mendengar kata "buruh", yang ada dibenak setiap orang adalah unjuk rasa. Ketika tanggal itu tiba, publikpun bersiap-siap menghadapi unjuk rasa ribuan buruh yang berjalan kaki, di pusat kota.

Tidak hanya di Jakarta, unjuk rasa juga terjadi di derah-daerah di seluruh Indonesia. Suasana menjadi tidak nyaman karena lalu-lintas yang macet, dan aktivitas ekonomi yang terganggu.

Kegalauan masyarakat juga ditambah oleh media massa yang memberitakan perihal kesiapan aparat menghadapi unjuk rasa, lalu aparat keamanan gabungan TNI dan Polri berbaris siap menghadapi unjuk rasa, belum lagi komentar pejabat yang meminta buruh tidak anarkis.

Di masa orde baru, hari buruh dilarang untuk dirayakan, karena karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis, yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia.

Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia, pada Konggres Federation of Organized Trades and Labor Unions Tahun 1886. Penetapan itu memberikan momen tuntutan delapan jam sehari bagi buruh.

Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886. Mereka membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi.

Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, ratusan buruh di Amerika Serikat menggelar unjuk rasa besar-besaran menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Demo ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Nuansa kekerasan mulai terasa.

Mencegah meluasnya unjuk rasa dilihat dari massa yang semakin banyak, tanggal 4 Mei 1886 Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas, dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati.

Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris kemudian menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia.

Kita di Indonesia yang menyebut buruh sebagai pekerja, hendaknya mengubah perspektif kekerasan menjadi hal yang menyenangkan dalam perayaan May Day.

Bisa saja Pemerintah mengeluarkan keputusan menjadikan May Day sebagai hari libur nasional. Tidak ada salahnya pengusaha memberikan waktu sehari untuk para pekerjanya bersenang-senang.

Para pengusaha dan buruh bisa bersama sama merayakan May Day, dengan menggelar secara besar-besaran pasar murah di pusat-pusat kawasan industri di seluruh Indonesia. Diskon secara besar-besaran juga digelar bagi para pekerja atau buruh di pusat-pusat perbelanjaan.

Pemerintah provinsi bisa menerbitkan surat keputusan, yang mewajibkan pusat perbelanjaan memberikan diskon untuk sembako atau sandang bagi para buruh. Semuanya merupakan wujud dari rasa terimakasih kepada para pekerja. Penghargaan juga bisa diberikan para pengusaha berupa gathering dengan mengajak keluarga para pekerja atau buruh.

Pendeknya, jadikan May Day sesuatu yang menyenangkan, bagi buruh, bagi pengusaha dan bagi masyarakat luas. Tetapi hal ini tentunya harus dengan niat baik dari semuanya, buruh, pengusaha, dan pemerintah.

Tidak salah juga jika pada peringatan May Day ini, para buruh atau pekerja juga selalu mengingatkan pemerintah dan DPR sebagai penentu kebijakan melalui unjuk rasa. Para buruh juga harus kritis terhadap pemerintah, DPR, dan pengusaha agar tidak lupa janji-janji mereka untuk menyejahterakan para buruh.

Unjuk rasa bisa dilakukan oleh serikat-serikat pekerja secara terorganisir, dan mengikuti aturan-aturan hukumnya yang ada. Sadar atau tidak hampir sebagian masyarakat yang bekerja adalah para buruh atau pekerja, hanya saja ada diantaranya yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, karena kesejahteraannya belum terpenuhi akibat upah yang rendah dan jam kerja yang melebihi batas waktu.

Namun jangan jadikan May Day sebagai sesuatu yang menyeramkan, jadikanlah May Day hari libur dengan memberikan kesenangan kepada para buruh, sebagai wujud rasa terimakasih.

Aribowo Suprayogi
Redaktur Eksekutif Liputan6.com




Ketika Orang Inggris Khawatir Soal Bahasanya

Ketika Orang Inggris Khawatir Soal Bahasanya

Desika Pemita
06/06/2012 08:46| Info Pengetahuan
Liputan6.com, London: Bahasa Inggris yang sesuai dengan gramatikal atau tata bahasa nyaris punah. Kepunahan tersebut dikabarkan akibat budaya pesan singkat yang membuat orang lebih senang mempersingkat penggunaan bahasa. Seperti dilansir dari Guardian, Selasa (5/6), penyalahgunaan bahasa Inggris banyak dilihat pada era teks dan Twitter.

Dalam perayaan 60 tahun berkuasanya Ratu Elizabeth II, warga Inggris berharap bahasa Inggris sesuai grammar akan bisa dipergunakan dengan baik dan semaksimal mungkin.

"Bahasa Inggris masih bisa digunakan dengan baik jika semua orang menggunakannya sesuai dengan tata bahasa," ungkap Gyles Brandreth, pemerhati masyarakat Inggris.

Kehidupan telah berubah secara dramatis selama 40 tahun terakhir. Jika masyarakat tidak ingin menggunakan bahasanya dengan baik, maka hal itu akan menjadi masalah.

Di antara isu-isu yang masyarakat telah memperjuangkan selama bertahun-tahun adalah kebutuhan untuk meningkatkan standar menulis dan berbicara bahasa Inggris. Saat ini, Inggris mencoba meningkatkan upaya pembacaan cerita untuk anak-anak dan peningkatan standar bahasa Inggris di ujian. (ZeeNews/Vin)

Nia Berikan ASI untuk Buah Hatinya

Nia Berikan ASI untuk Buah Hatinya  

Muhammad Ali
06/06/2012 12:45 | Selebritas
Liputan6.com, Jakarta: Gagal menjalani proses persalinan normal, Nia Ramadhani pun tak ingin gagal dalam urusan pemberian ASI (air susu ibu). Istri Ardi Bakrie ini pun berencana akan memberikan ASI eksklusif pada buah hatinya. Di pengalaman pertama ini, ia mengaku tak tega melihat buah hati menangis meminta ASI di malam hari.

"Kemarin dia nangis-nangis aja. Aku ikutan nangis. Nggak tega aja. Suster bilang nggak pa-pa, biar latihan paru-parunya," ujar Nia dalam tayangan infotainment Halo Selebriti di SCTV, Rabu (6/6).

Wanita yang telah menunggu sang buah hati sejak satu tahun setengah lalu ini mengaku tak ingin melibatkan sang suami dalam urusan merawat buah hati. Bahkan, agar tak terganggu di malam hari, Ardi kerap tidur di ruang yang berbeda.

"Saya sendiri, nggak mau ganggu Ardi. Karena dia kan besoknya kerja. Jadi urusan ganti popok bayi, dan lainnya, dikerjakan sendiri," ujar Nia yang didampingi sang suami. "Nggak boleh ambil kerjaan wanita," timpal Ardi tersenyum ringan.

Nia Ramadhani menikah dengan Ardi Bakrie, putra pengusaha nasional Aburizal Bakrie, pada 1 April 2010 lalu. Keduanya telah dikarunia putri cantik pada 2 Juni 2012 di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bayi mungil yang lahir melalui proses caesar tersebut diberi nama Mikhayla Zalindra Bakrie.(ALI/ANS)

Uwais Melamar Audi Item

Uwais Melamar Audi Item  

Muhammad Ali
06/06/2012 12:34 | Selebritas
Liputan6.com, Jakarta: Setelah menjalin asmara selama tiga bulan, artis Iko Uwais resmi melamar Audi Item pada 4 Juni lalu. Iko mengaku proses lamaran tersebut berlangsung sederhana dan penuh khidmat.

"Lancar, khidmat, seru. Keluarga sudah saling kenal satu sama lain," ujar Iko dalam tayangan infotainment Halo Selebriti di SCTV, Rabu (6/6). Audi yang duduk di sampingnya menambahkan bahwa sebelumnya dua keluarga tersebut telah saling kenal. "Jadi lebih kenal lagi," ucap Audi.

Keduanya menampik bila proses lamaran tersebut terkesan mendadak dan diam-diam. Mereka mengaku bukan tipe orang yang suka sesumbar. "Sebenarnya kita bukan diam-diam, cuman kita tipenya bukan orang yang ngumbar. Kita orangnya sederhana aja kok. Kalo gede-gedean entar nggak enak sama tetangga," ujar mereka.

Usai proses lamaran digelar, tak tampak sepasang cincin yang melekat di jari keduanya. Pria aktor, koreografer film, dan atlet pencak silat ini mengaku proses tersebut ia jalani dengan modal nekat. "Nggak ada, modal nekat. Aku juga terima kasih sama keluarganya Audi, yang nggak memberatkan saya. Dan memahami saya sebagai pekerja seni," ujarnya.

Yang terpenting, imbuh keduanya, proses ini digelar untuk ibadah dan menghindari fitnah. "Kan lebih halal lebih baiklah. Ya kalau niat baik ada aja rezeki," urai pria kelahiran 29 tahun lalu itu.(ALI/ANS)

Disney Larang Iklan Junk Food

Disney Larang Iklan Junk Food

Tim Liputan 6 SCTV
06/06/2012 12:39 | Kesehatan
Liputan6.com, Washington: Raksasa hiburan dan media AS Walt Disney Company, Selasa (5/6), mengumumkan akan menjadi perusahaan media pertama yang melarang tayangan iklan "makanan sampah" (junk food) di TV, radio, dan program daringnya yang ditujukan buat anak-anak.

Dalam upaya mengatasi keprihatinan mengenai peran hiburan dalam kegemukan pada anak, Disney memberlakukan serangkaian standar baru yang ketat mengenai gizi, yang menetapkan batas jumlah kalori dan jumlah lemak serta gula tambahan buat cemilan serta makanan utama serta tambahan.

Namun panduan tersebut baru diberlakukan pada 2015, akibat kesepakatan periklanan yang ada. Disney juga berencana meluncurkan mereknya sendiri "Mickey Check" untuk makanan yang dipandangnya bergizi guna membantu meningkatkan makanan tertentu yang lebih sehat di toko kelontong serta pengecer lain.

"Kami telah melakukan berbagai langkah di seluruh perusahaan kami guna mendukung pilihan yang lebih baik bagi semua keluarga," kata Robert Iger di dalam pernyataan sebagaimana dikutip Xinhua, Rabu (6/6).

Kepala Pelaksana dan Pemimpin Disney itu menambahkan, "Dan sekarang, kami akan memajukan langkah penting berikutnya dengan menetapkan standar iklan baru makanan buat anak-anak".

Tindakan itu dilakukan setelah pengumuman pekan lalu mengenai rencana oleh Kota New York untuk melarang penjualan soda dalam ukuran besar serta minuman lain yang berkadar gula di tengah keprihatinan yang meningkat mengenai kegemukan pada anak di Amerika.

Hampir sepertiga anak AS kelebihan berat atau gemuk. Penelitian memperlihatkan makin banyak anak muda didiagnosis terserang diabetes Tipe 2 dan penyakit kronis lain yang berkaitan dengan kegemukan --yang pernah dikira sebagai kondisi yang hanya berkaitan dengan orang dewasa.

Data telah memperlihatkan iklan makanan sampah sebagai salah satu penyumbang utama masalah tersebut.(ANT/MEL)